Bongak

Mempelajari Kosa Kata Bahasa Jerman Sederhana dengan Nursery Rhymes

Nursery rhymes atau puisi tradisional dapat dijadikan media pembelajaran bahasa dan pengenalan kosa kata. Menurut Longman Dictionary of Contemporary English, nursery rhymes adalah a short traditional song or poem for children. Nursery rhymes berbentuk puisi atau lagu tradisional yang diturunkan secara turun-temurun. Beberapa karakteristik nursery rhymes di antaranya memiliki melodi pendek, kata-kata sederhana, berima, bertempo sedang serta dinyanyikan dalam jangkauan anak (Kurnia, 2015). Nina Bobo adalah salah satu nursery rhymes paling populer di Indonesia yang hingga kini digunakan orang tua sebagai lagu pengantar tidur. Penggunaan bahasa pada nursery rhymes setidaknya menawarkan dua aspek, yaitu keindahan melalui berbagai bermacam bentuk pengulangan kata dan rima (Nurgiyantoro, 2005), serta pengenalan kosa kata.

Dalam artikel ini akan dibahas penggunaan nursery rhymes berbahasa Jerman berjudul “Das ist gerade, das ist schief” untuk mempelajari kosa kata bahasa Jerman sederhana. Nursery rhymes memiliki padanan kata dengan kinderlied (nyanyian anak) dalam bahasa Jerman. Menurut Wikipedia, kinderlied adalah lagu sederhana dengan teks “ramah anak” dan mudah dipahami, serta melodi yang menarik. Selain itu, nada-nada yang terdapat dalam kinderlied juga harus berada dalam jangakauan anak-anak. Das ist gerade, das ist schief merupakan salah satu nyanyian anak populer di Jerman. Nyanyian ini kerap dijadikan sebagai pembuka aktivitas pada tingkat pendidikan dasar (TK) di Jerman karena di dalamnya mengandung berbagai gaya bahasa dan diksi. Selain dinyanyikan, guru juga dapat mengombinasikan nyanyian ini dengan menggerakkan-gerakan tubuh mengikuti lirik lagu.

Das ist gerade und das ist schief,
Das ist hoch und das ist tief.
Das ist dunkel, das ist hell,
Das ist langsam und das ist schnell.

Das sind die Haare, das ist die Haut,
Das ist leise und das ist laut.
Das ist groß und das ist klein,
Das mein Arm und das mein Bein.

Das ist eckig, das ist rund.
Das die Nase, das mein Mund.
Das sind meine Fingerlein,
Manche groß und manche klein.

Das ist dick und das ist dünn,
Das die Ohren, das das Kinn.
Das ist offen, das ist zu.
Das bin ich und das bist du.

Das ist traurig, das ist froh,
Das mein Bauch und das mein Po.
Das ist nah und das ist fern,
Dieses Lied das sing’ ich gern.

Das ist gerade, das ist schief terdiri dari lima baris yang tiap-tiap barisnya terdiri dari empat bait. Hampir keseluruhan bait pada tiap-tiap baris diawali dengan kata das ist atau jika diartikan ke bahasa Indonesia menjadi “ini adalah”. Kata das ist muncul sebanyak dua kali pada tiap-tiap bait. Pengulangan kata das ist tidak hanya berfungsi untuk menciptakan melodi yang menyenangkan, tetapi juga membentuk gaya bahasa berupa pengulangan kata (repetisi) yang diikuti oleh berbagai kelas kata dalam bahasa Jerman. Penggunaan gaya bahasa lainnya adalah rima pada bait 1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6, 7 dan 8, 9 dan10, 11 dan12, 13 dan 14, 15 dan 16, 17 dan 18, 19 dan 20. Menurut Waluyo (dalam Kosasih, 2012), rima merupakan pengulangan kata, frase, atau kalimat dalam bait-bait puisi. Rima berfungsi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi pada puisi, sekaligus membuatnya menjadi merdu.

Selanjutnya, terdapat gaya bahasa aliterasi yang terdapat pada bait 5, 6, dan 13. Aliterasi merupakan pengulangan konsonan yang terdapat pada baris yang sama. Hal itu terdapat pada kata Haare (rambut) dan Haut (kulit) yang terdapat pada bait 5 dan 6. Haare merupakan bentuk jamak dari kata Haar. Dalam bahasa Jerman dikenal ist dan sind yang memiliki padanan kata is dan are bahasa Inggris, keduanya berfungsi sebagai to be. Oleh sebab itu digunakan to be ‘sind’ pada lirik das sind Haare, dan to be ‘ist’ pada lirik das ist die Haut. Bentuk aliterasi lainnya terdapat pada bait 13, yaitu pada kata dick (gemuk) and dünn (kurus).

Pada lagu Das ist gerade, das ist schief terdapat penggunaan kelas kata nomina. Menurut KBBI, nomina merupakan jenis kata yang menerangkan nama benda dan segala sesuatu yang dapat dibendakan. Penyebutan nomina dalam bahasa Jerman didahului dengan kata sandang atau artikel. Penggunaan artikel dalam nomina bahasa Jerman mengalami perubahan sesuai dengan ‘gender’ yang menyertai nomina tersebut. Nomina dalam bahasa Jerman mengenal tiga gender yaitu maskulin (der), feminine (die), dan netral (das). Ketiga artikel tersebut digunakan untuk menyebut nomina singular, sedangkan pada nomina plural digunakan artikel die. Penanda nomina lainnya pada bahasa Jerman adalah pemakaian huruf kapital di awal kata. Huruf kapital digunakan untuk memudahkan proses identifikasi dan visualiasi sebuah kata benda. Beberapa bentuk nomina singular diperlihatkan pada die Haut (kulit), der Arm (lengan), der Bauch (perut), der Po (bokong), das Lied (lagu). Nomina plural ditandai dengan penggunaan to besind’, yang diperlihatkan pada kata die Haare (rambut), die Fingerlein (jari manis), die Ohren (telinga).

Penanda nomina lainnya adalah penulisannya dapat didahului kata pembilang atau numeralia. Numeralia berfungsi untuk menghitung banyaknya nomina. Jenis-jenis numeralia dapat diklasifikasikan menjadi numeralia pokok dan numeralia tingkat. Pada numeralia pokok terdapat jenis numeralia tentu dan tidak tentu. Numeralia pokok tentu mengacu pada bilangan yang utuh seperti satu, dua, sepuluh, serratus, dan sebagainya. Adapun numeralia pokok tidak tentu menyatakan jumlah bilangan yang tidak pasti seperti banyak, sedikit, beberapa. Pada lagu Das ist gerade, das ist schief terdapat penggunaan nomina pokok tidak tentu yaitu manche (beberapa) pada bait ke-12. Bait ini kemenunjukkan ciri lain nomina yang dapat diikuti oleh kelas kata lain, yaitu adjektiva. Dalam hal ini, manche groß und manche klein artinya sebagian jari-jari kelilingking saya (merujuk kata Fingerlein pada bait 11) ada yang kecil dan ada yang besar.

Kelas kata lainnya adalah pronomina. Dikutip dari KBBI, pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda. Chaer (2008) membagi pronomina menjadi enam jenis yaitu, persona (aku, engkau, dia), penunjuk (ini, itu), penanya (apa, dimana), posesiva atau kepemilikan (-ku, -mu, -nya), relativa atau kata ganti penghubung (yang), dan tidak tentu (para, sesuatu). Dalam lagu Das ist gerade, das ist schief, pronomina yang digunakan adalah posesiva atau kepemilikan. Pronomina muncul dalam bentuk singular, yaitu mein Arm (lengkanku), mein Bein (kakiku), mein Mund (mulutku), mein Buch (perutku), dan mein Po (bokongku). Bentuk pronomina plural diperlihatkan pada meine Fingerlein (jari-jari manisku). Penanda lain pronomina dalam bahasa Jerman ialah dikenalnya pronomina berdasarkan gender, yaitu maskulin, feminin, dan netral.

Terakhir, penggunaan kata sifat atau adjektiva. Adjektiva menerangkan kata sifat, keadaan, watak, tabiat, orang/binatang/suatu benda (Finoza, 1993). Dalam lagu ini, penggunaan adjektiva memiliki porsi yang lebih banyak ketimbang nomina. Penggunaan adjektiva terdapat pada kata gerade (lurus), schief (miring), hoch (tinggi), tief (rendah), dunkel (gelap), hell (terang), langsam (lambat), schnell (cepat), leise (pelan), laut (keras), groß (besar), klein (kecil), dick (gemuk), dünn (kurus), eckig (bersudut), rund (bulat), ich (aku), du (kamu), offen (buka), zu (tutup), traurig (sedih), froh (senang), nah (dekat), dan fern (jauh). Jika diperhatikan, penggunaan adjektiva dan nomina yang terdapat dalam lagu ini membentuk relasi makna. Dalam relasi makna, terdapat hubungan antar kata, frasa, kalimat yang menimbulkan persamaan, pertentangan, perluasan hingga, ketercakupan makna. Pada lagu Das ist gerade, das ist schief, relasi makna pada tiap-tiap baitnya menunjukkan hubungan pertentangan atau antonim, misalnya kata offen (buka) yang berlawanan dengan kata zu (tutup), atau kata der Arm (lengan) dengan kata das Bein (kaki).

Nursery rhymes tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, tetapi juga dapat menjadi media untuk mengenalkan berbagai kosa kata sederhana bahasa Jerman. Guru dapat mengajak para murid untuk menggerak-gerakkan anggota tubuh, mengangkat tangan ke atas dan ke bawah, menujuk tangan dan kaki, membuka dan menutup wajah, mengikuti lirik lagu. Dengan begitu, nursery rhymes dapat menjadi media pembelajaran yang menyenangkan melalui penggunaan gaya bahasa, diksi, dan melodi.

Andina Meutia Hawa

Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *