Bongak

Mengulik Resep Menulis ala Eka Kurniawan di Acara Rilis Buku “Anjing Mengeong Kucing, Menggonggong”

Launching buku terbarunya Eka Kurniawan yang berjudul “Anjing Mengeong Kucing Menggonggong”, tepatnya diadakan di Gramedia Yogyakarta. Antusiasmenya cukup besar, terutama bagi mereka yang menyukai gaya tulisannya Eka Kurniawan. Sempat ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh para audiens. Jawaban-jawaban dari Eka Kurniawan saya rasa cukup untuk memberikan beberapa pengetahuan tentang bagaimana cara menulis.

 Penjelasannya sederhana. Ia menganalogikan seperti cara memasak. Ada dua tipe orang dalam memasak. Pertama, ada orang yang ketika mau masak, harus memikirkan hari ini mau masak apa. Misalnya masak nasi goreng seafood, pasti orang tersebut sudah merencanakan bahan-bahan yang akan dibeli di pasar. Cumi, beras dan bumbu-bumbu pendukung lainnya. Dari penjelasan pertama ini, lebih cocok kepada penulis ilmiah. Jelas, untuk menulis hal-hal ilmiah perlu rancangan, teori, sumber, dan sebagainya.

Kedua, orang yang memasak sesuai dengan mood-nya dan ketersediaan bahan-bahan di pasar. Misal, hari ini dia ingin masak sop daging. Tapi, rencananya itu bisa saja batal karena ada beberapa bahan yang menurutnya lebih menarik. Seperti itulah cara Eka Kurniawan dalam menulis. Tidak perlu terlalu berpikir berat-berat. Ketika ide unik itu datang, maka tuliskan saja.

Masih seputar cara masak yang kedua. Misalnya nih, kalau kita nggak tahu hari ini mau masak apa. Pergi saja dulu ke pasar. Lihat-lihat bahan menarik apa yang ada di sana. Oh, ternyata ada bayam, beras, bawang merah dan putih, daging ayam, sotong, dan sebagainya. Setelah bahan-bahan dibeli, barulah pemasak bisa bereksperimen. Selera bumbunya seperti apa, takaran garamnya berapa sendok, berapa bawang dan cabai yang dipotong dan diiris-iris. Begitu pula seorang penulis yang menggunakan cara memasak kedua. Setelah mendapatkan berbagai pengetahuan, terserah dia mau menulis dengan ide dan tema apa.

Setiap metode pasti punya kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari cara kedua tersebut bisa membutuhkan waktu yang lama karena eksperimen yang dilakukan, mengulik-ngulik tulisan agar tampak menarik, sehingga memunculkan kebaharuan ide dalam menulis. Makanya Eka pernah molor dalam menulis novel sekitar 8 tahun.

Hal menarik lainnya adalah ketika menambahkan pengetahuan dalam menulis. Bagi Eka, pengetahuan sejarah itu menarik dengan mencontohkan kapan kedatangan mobil di Indonesia. Apa yang bisa kita ulik dari pengetahuan itu. Keunikan apa yang terdapat di dalamnya. Contohnya saja ketika ada orang pertama membeli mobil lalu mengalami kecelakaan, ternyata ia menjadi orang pertama di Indonesia yang pertama membeli mobil sekaligus orang pertama mengalami kecelakaan.

 Menulis tidak bisa dipaksakan. Ada kalanya penulis mengalami kelelahan, sakit atau sebagainya. Penulis itu juga manusia biasa. Perlu istirahat, makan dan sebagainya. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Ernest Hemingway, jika ingin menulis dengan baik maka penulis juga harus berada dalam kondisi fisik yang baik. Oleh karenanya, penulis perlu olahraga secara teratur untuk mendapat tubuh yang sehat.  

Fachri Syauqii

Pewarta weread.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *