Bisnis yang semakin ketat dewasa ini membutuhkan organisasi perusahaan yang dinamis dan selalu siap dengan perubahan. Apabila organisasi tidak mau berubah, maka perubahan itu akan menggilas organisasi dalam perusahaan itu sendiri. Untuk menjalankan perubahan dalam organisasi diperlukan pimpinan atau manajemen yang kompeten, visioner, dan transformasional. Agar mampu memenangkan persaingan usaha, manajemen harus mengembangkan kompetensi organisasi (competence building) yang meliputi pengembangan faktor keunggulan dan manajemen berbasis pengetahuan (knowledge-based management). Adapun untuk menjadi perusahaan yang berbasis ilmu, korporasi harus mampu mengembangkan 5 disiplin manajemen, yaitu 1) manajemen proses, 2) manajemen mutu, 3) manajemen berbasis pengetahuan, 4) manajemen perubahan, dan 5) manajemen sumber daya manusia.

Pengelolaan program transformasi bisnis sebagai program pembaharuan akan berjalan cukup panjang dan akan membutuhkan perhatian, kesungguhan, dan konsistensi pimpinan agar semua sumber daya yang telah direncanakan dan disepakati dapat dimanfaatkan secara optimal. Secara keseluruhan, proses pengelolaan program transformasi bisnis disebut proses manajemen transformasi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Upaya pembaharuan selalu diawali dengan kepemimpinan (leadership) efektif yang menonjol, memiliki inisiatif tinggi, serta mampu menjadi lokomotif perubahan dan pembaharuan. 

Standar kelas dunia dalam era ekonomi digital ditandai oleh terwujudnya knowledge workers, yaitu kumpulan karyawan yang berpengetahuan luas dan berkompetensi tinggi serta masyarakat egaliter yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, keterbukaan, dan menghargai perbedaan. Cara pengelolaan model biasa, rutin, cara lama sudah tidak efektif lagi untuk diterapkan dalam kumpulan karyawan jenis ini. Oleh sebab itu, diperlukan model kepemimpinan yang baru yaitu model transformasional. Model kepemimpinan ini meliputi 1) kepemimpinan diri (personal leadership), 2) kepemimpinan sesama (interpersonal leadership), 3) kepemimpinan manajerial (managerial leadership), dan 4) kepemimpinan organisasi (organizational leadership).

Prinsip dasar kepemimpinan diri atau personal leadership terletak pada sifat layak dipercaya sebelum seseorang boleh memimpin orang lain. Dia harus mampu memimpin dan mengelola dirinya sendiri, artinya orang tersebut harus mengembangkan sifat layak dipercaya yang dibangun mulai dari kebiasaan-kebiasaan yang efektif. Prinsip ini harus diajarkan dan mampu dipraktikkan oleh semua pelaku bisnis di perusahaan tanpa terkecuali.

Sementara kepemimpinan sesama atau interpersonal leadership, prinsip dasarnya ada pada kepercayaan, sehingga sebelum seseorang memimpin orang lain dia harus mampu bekerja sama dengan orang lain terlebih dahulu melalui kebiasaan dan prinsip-prinsip saling ketergantungan. Kepemimpinan interpersonal memerlukan investasi waktu dan usaha untuk membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan antara pemimpin dan anggota tim atau rekan kerja. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, seorang pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan pencapaian bersama.

Untuk kepemimpinan manajerial atau managerial leadership, prinsip dasarnya adalah pemberdayaan untuk mampu memimpin orang lain secara efektif maka dia harus memberikan wewenang kepada yang bersangkutan untuk dapat melaksanakan tugasnya. Wewenang ini harus diartikan sebagai pemberian kepercayaan kepada anggota dan sebaliknya anggota harus mempertanggungjawabkan kepercayaan tersebut dengan membuktikan bahwa dia layak dipercaya. Kepemimpinan manajerial yang efektif dapat dicapai melalui pemberdayaan kesepakatan kerja yang harus dibuat antara pimpinan dan anggotanya tentang hal-hal yang harus dicapai dan tanggung jawab yang harus diselesaikan anggotanya. Dalam kesehariannya, pimpinan atau manajer harus mampu melaksanakan prinsip people management yang efektif, yaitu 1) memobilisasi dan memotivasi, 2) memberdayakan, 3) menetapkan sasaran dan mengukur kinerja, 4) menghargai dan memberikan imbalan, 5) berkomunikasi dan mendengarkan.

Sedangkan kepemimpinan organisasi atau organizational leadership, prinsip dasarnya ada dalam beberapa hal, yaitu 1) kemampuan untuk menetapkan arah pembaharuan, 2) kemampuan untuk terus-menerus memotivasi dan memimpin perjalanan panjang untuk mewujudkan visi, 3) memiliki energi tak terbatas dan mampu menyuntikkannya apabila dalam perjalanan panjang tersebut mengalami hambatan, 4) kemampuan untuk menyelaraskan komponen-komponen program transformasi bisnis yang ada, sehingga terjadi sinergi yang optimal antar komponen tersebut. Pemimpin yang mempunyai karakteristik dan memenuhi persyaratan tersebut dapat membawa perubahan pada  perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi apa pun.

Muhammad Parikesit Wisnubroto

Dosen dan Peneliti Bidang Nutrisi Tanaman dan Fisiologi di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *