Mejeng

Kunjungan Mahasiswa KKN Unand ke UMKM Madu Galo-Galo di Saruaso

Nagari Saruaso terletak di kaki bukit Kecamatan Tanjung Emas. Sekitar 13 kilometer dari ibu kota Kabupaten Tanah Datar, Batusangkar. Saruaso telah menjadi tempat berkembangnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berfokus pada budi daya lebah dan produksi madu yang dikenal dengan nama UMKM Madu Galo-Galo. UMKM Madu Galo-Galo di Nagari Saruaso, Jorong Saruaso Utara, telah beroperasi sejak tahun 2019, jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Galo-galo adalah sebutan masyarakat setempat untuk spesies lebah tanpa sengat. Lebah galo-galo inilah yang dibudidayakan di Saruaso.

Budidaya lebah merupakan usaha yang diminati oleh masyarakat Saruaso. Pemilik UMKM Madu Galo-Galo, Felmi Saputra, menjelaskan bahwa modal besar bukanlah syarat utama untuk memulai usaha ini. Hal ini dikarenakan sarang lebah yang digunakan berasal dari hutan sekitar, dan ini akan memangkas biaya produksi sekaligus operasional.

Felmi mengungkapkan, “Budidaya lebah ini tidak memerlukan modal besar karena sarang lebahnya diperoleh dari hutan.” Pernyataan ini disampaikan kepada mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) angkatan 2023 saat melakukan kunjungan (29/7).

Pada kunjungannya, mahasiswa KKN Unand mendapatkan informasi tentang proses budi daya madu galo-galo. Proses ini dimulai dari mencari sarang lebah di hutan, lalu dikumpulkan, dan kemudian dipindahkan ke dalam kotak kayu atau rumah lebah yang telah disiapkan. Memilih bibit lebah yang unggul juga menjadi bagian penting proses tersebut. Agar sarang lebah tetap bersih dan terhindar dari serangan rayap, kebersihan rumah lebah juga harus dijaga secara berkala. Keberadaan lingkungan sekitar juga menjadi salah satu faktor pendukung bagi budi daya lebah. Semakin banyak bunga yang tumbuh di lingkungan sekitar, maka akan semakin banyak pula sumber pakan utama lebah. “Kondisi lingkungan yang kaya akan bunga sangat mendukung pertumbuhan lebah,” terang Felmi.

Pemanenan madu biasanya dilakukan sekali sebulan. Sekali panen, Felmi mampu menghasilkan sekitar 2-3 liter madu. Harga jual madu ini biasanya dipatok sekitar Rp400.000 per liter. Pangsa pasar madu galo-galo cukup luas. Para pelanggan biasanya datang langsung ke Saruaso, dan ada juga yang memesan melalui telepon dan kurir.

Proses pemanenan madu galo-galo biasanya dilakukan oleh pemilik UMKM. Saat mahasiswa KKN Unand berkunjung, tampak para peternak lebah tengah serius memanen madu dari kotak kayu. Mereka perlahan menyedot madu-madu dengan alat khusus yang telah mereka siapkan. Salah satu mahasiswa pun turut serta memanen madu. Pengalaman yang sangat menarik, kiranya, dan semakin lengkap saat mahasiswa diberi kesempatan mencicipi langsung madu galo-galo dari sarangnya, dan ikut serta dalam proses pengemasan madu.

Mahasiswa KKN Unand saat terlibat pemanenan madu galo-galo di Saruaso. (Foto: Fani Rada Rispira/weread,id)

Madu galo-galo tidak hanya bercita rasa lezat, tetapi juga kaya manfaat, terutama bagi kesehatan. Mengonsumsi madu galo-galo yang kaya gula alami, terutama fruktosa dan glukosa, akan menjadi penambah energi untuk tubuh. Madu yang memiliki sifat antibakteri dan antivirus alami juga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit, terutama untuk batuk dan sakit tenggorokan. Madu juga dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh dan mengurangi risiko penyakit kronis, karena kandungan antiinflamasi yang dimilikinya. Pencernaan seseorang pun akan menjadi lebih baik jika ia mengonsumsi madu. Karena madu dapat membantu meningkatkan pencernaan dan mengurangi masalah pencernaan seperti sembelit. Madu juga mengandung berbagai nutrisi penting, termasuk vitamin.

Mengingat manfaat madu yang begitu kaya, budidaya lebah dan produksi madu galo-galo di Nagari Saruaso, patut didukung. Selain itu, budidaya madu galo-galo juga contoh nyata bagaimana UMKM lokal dapat memanfaatkan sumber daya alam sekitar secara ramah untuk pengembangan usaha. Selain memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas lokal, usaha ini juga berpotensi untuk melestarikan lingkungan dan menciptakan produk alami yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga UMKM Madu Galo-Galo terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi desa Saruaso dan wilayah sekitarnya.

Fani Rada Rispira

Mahasiswa prodi S1 Administrasi Publik, FISIP, Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *