Bencana alam di Indonesia telah menjadi bayang-bayang yang menghantui. Ini sebagai wujud dari aktivitas alam sekaligus akibat ulah manusia sendiri. Dampaknya dapat mengancam kehidupan warga, meluluhlantakkan lingkungan, merenggut harta, serta menciptakan trauma psikologis yang mendalam. Sebagai negeri rentan, Indonesia patut siaga akan bencana-bencana alam, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, hingga tanah longsor.
Dari data yang terhimpun, Sumatra Barat menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang rawan gempa bumi. Posisi geografis Sumbar berada di jalur patahan lempeng bumi, sehingga patut senantiasa diwaspadai. Kota Padang, khususnya, menempati peringkat terdepan dalam ancaman pergeseran lempeng bumi.
Dalam situasi dan kondisi ini, tindakan yang tanggap dan tepat dalam menghadapi dampak bencana bisa mengurangi derita, terutama bagi kelompok yang paling rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Membekali masyarakat dengan wawasan tentang bencana adalah suatu langkah penting. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mengantisipasi bencana menjadi senjata ampuh yang perlu dikuasai oleh masyarakat.
Untuk itulah, praktik keperawatan bencana pada mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Andlas (Unand) dilakukan di Wilayah RW. 01, RW. 10, RW. 12, dan RW. 18 di Kelurahan Parupuk Tabing. Bersama dosen pembimbing, Ns. Ira Mulya Sari, M.Kep., Sp.Kep.An., praktik ini bertujuan menawarkan pertolongan pasca bencana dan mendidik masyarakat agar memiliki pengetahuan tentang bencana serta kemampuan untuk beradaptasi.
Sebagai langkah awal, survei dan pengamatan ditempuh dengan cermat. Kuesioner disebar untuk mengumpulkan informasi. Suara masyarakat dihumpun dalam musyawarah demi menggali potensi dan kebutuhan. Semua data yang terhimpun kemudian diolah sebagai basis tindakan nyata. Kemajuan dan hasil dari tindakan tersebut lalu disampaikan dalam musyawarah masyarakat, sehingga mendorong partisipasi aktif dari setiap individu.
Bencana mungkin tak bisa dihindari, tapi kita dapat belajar bagaimana menghadapinya dengan bijak. Pendekatan holistik adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang tangguh dan berdaya dalam menghadapi bencana. Dengan langkah-langkah konkret yang diambil oleh mahasiswa praktik profesi keperawatan bencana, diharapkan nantinya Padang, terutama Kelurahan Parupuk Tabing, dapat melangkah maju dengan lebih percaya diri dalam menghadapi gejolak alam yang tak terduga.
Mahasiswa yang terlibat dalam penyuluhan di RW. 10 adalah Fatria Surisna, S.Kep., Anggi Putri Nurpha, S.Kep., Andini Delly Putri, S.Kep., Mutiara Hariyanto, S.Kep., Ramadhinda Putri E, S.Kep., Rany Harti, S.Kep., Rhiana Eviranita S, S.Kep., Aisyah Rahma Dini, S.Kep., Suci Dewi D, S.Kep., Nelfiza Salsabila, S.Kep., Hacidira Vichalova, S.Kep., dan Monica Imanda, S.Kep. Kegiatan implementasi dilaksanakan pada Jumat, 9 Juni 2023, dan diikuti sebanyak 10 orang anak, dalam rentang usia anak sekolah, yaitu 7-12 tahun.
Sementara di RW. 12, Mahasiswa yang merencanakan penyuluhan adalah Miwi Yulianti, S.Kep., Nur Azizah Putri, S.Kep., Laras Hayuning Astuti, S.Kep., Desri Yola Ramadhani, S.Kep., Syamila Adina, S.Kep., Nanda Amelia, S.Kep., Aulia Tri Ananda, S.Kep., Yessica Carmelia, S.Kep., Nilam Septia Erwanda, S.Kep., Laila Sa’adah, S.Kep., Tari Rahmadiya, S.Kep., dan Natasya, S.Kep. Penyuluhan dilakukan setelah siswa selesai ujian praktik. Kegiatan di sini diikuti oleh 25 siswa MDTA Nurul Haq, yang diawali dengan menggali pemahaman dan pengetahuan mereka tentang mitigasi gempa.

Di lain tempat, di RW. 18, penyuluhan dilaksanakan pada Minggu, 11 Juni 2023, di Mushalla Nurul Anhar. Peserta yang hadir kala itu sebanyak 22 anak-anak dan seorang ibu hamil. Ada 12 mahasiswa yang menggagas kegiatan ini, yaitu Cynthia Permata Deswita, S.Kep., Olivia Evelin, S.Kep., Deva Halisa, S.Kep., Shinta Bella, S.Kep., Dinda Tsurayya, S.Kep., Tri Nadia Putri, S.Kep., Fadli Ilhami, S.Kep., Vebby Fitri Nur’Arita, S.Kep., Gita Protesa Abdi, S.Kep., Zara Aprilia, S.Kep., Intan Olivia Risca, S.Kep., dan Zela Indriani, S.Kep.

Sedangkan penyuluhan di RW. 01, dilakukan di Masjid Baiturrahim, dan mahasiswa yang terlibat adalah Nadiya Ayu Nopihartati, S.Kep., Intan Putri Andriani, S.Kep., Yuni Mellianti, S.Kep., Endriani Gusni, S.Kep., Sucika Apreliza, S.Kep., Oktaghina Jennisya, S.Kep., Putri Mulyani, S.Kep., Aisyah Mardiah Fezani, S.Kep., Yulia Mustika Sari, S.Kep., Olga Mulyanes, S.Kep., dan Agesty Dwiriani Putri, S.Kep.

Melalui strategi ceramah interaktif dan sesi tanya jawab, materi yang kompleks tentang bencana alam dapat disampaikan dengan santai. Penggunaan tayangan salindia dan video interaktif menjadi pilihan tepat yang menjadikan setiap konsep mudah dimengerti dan tidak membuat anak-anak bosan. Alhasil peserta dengan bersemangat mampu mengingat kembali inti dari setiap informasi yang telah dijabarkan, mulai dari definisi gempa bumi hingga strategi tanggap darurat. Peserta anak-anak juga tidak pasif mendengar, melainkan aktif dalam sesi tanya jawab. Kemampuan mereka dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan membuktikan bahwa materi yang disampaikan cukup menarik minat dan menghantarkan pemahaman yang mendalam. Dalam sesi tanya jawab, semangat anak-anak membara. Mereka berani mengutarakan pandangan dan dengan gesit mengikuti petunjuk dalam simulasi yang bersemangat. Tempat, peralatan, dan media yang telah disiapkan berkontribusi besar terhadap kelancaran pelaksanaan acara.
Tidak Sekadar Wacana
Edukasi yang disampaikan tidaklah sekadar wacana. Ini adalah tonggak awal yang nyata dalam membentuk kesadaran kolektif. Melalui pemahaman tentang tindakan mitigasi saat gempa bumi melanda, harapannya anak-anak dapat menjadi agen perubahan. Mereka menjadi generasi yang tahu apa yang harus dilakukan saat darurat datang. Tidak hanya tahu, tetapi juga berani melakukannya. Di dunia di mana bencana alam tak pernah bisa dihindari, langkah maju ini adalah investasi cerdas untuk masa depan yang lebih aman dan tangguh.