Mejeng

Menjaga Kesehatan Anak dengan Sindrom Nefrotik: Panduan Diet yang Mudah Dipahami

Sindrom nefrotik adalah suatu kondisi yang banyak terjadi pada anak-anak dan seringkali mengalami kekambuhan. Sekitar dua dari tiga anak dengan sindrom nefrotik mengalami sakit yang datang kembali dengan gejala utama berupa peningkatan protein dalam urine. Kambuhnya kondisi ini selama jangka waktu yang panjang bisa memberikan beban yang besar bagi anak dan keluarganya. Agar kekambuhan ini bisa diminimalkan, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Infeksi: Penyakit infeksi seperti penyakit saluran nafas, diare, penyakit saluran kemih, dan infeksi lainnya seperti cacar dan TB paru bisa memicu kambuhnya sindrom nefrotik.
  2. Ketidakpatuhan dan Ketidakteraturan Terapi: Mengabaikan atau tidak mengikuti pengobatan yang diresepkan oleh dokter juga bisa mempengaruhi terjadinya kambuh.
  3. Stres Psikis: Kondisi stres, seperti saat anak akan melakukan kunjungan rutin ke rumah sakit atau menghadapi ujian di sekolah, juga bisa memicu kambuhnya sindrom nefrotik.
  4. Diet yang Tidak Terkontrol: Makanan yang mengandung banyak garam dan bahan pengawet dapat berkontribusi pada kambuhnya sindrom nefrotik.

Dalam menjaga kesehatan anak dengan sindrom nefrotik, ada beberapa hal terkait diet yang perlu diperhatikan:

  1. Garam dan Cairan: Orang tua perlu membatasi asupan garam dan cairan pada anak, terutama selama anak sedang dalam pengobatan dengan prednison. Hal ini membantu anak agar tidak merasa terlalu haus dan menjaga agar cairan tubuh tetap seimbang. Hindari makanan yang tinggi garam seperti makanan olahan, makanan cepat saji, dan camilan asin.
  2. Kalsium dan Vitamin D: Anak dengan sindrom nefrotik yang mendapatkan pengobatan prednison seringkali memerlukan tambahan kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang. Makanan seperti susu, yogurt, sayuran hijau gelap, dan ikan berlemak seperti salmon mengandung nutrisi ini.
  3. Protein: Meskipun anak kehilangan protein melalui urine, tidak dianjurkan untuk meningkatkan asupan protein secara berlebihan. Terlalu banyak protein bisa memperburuk kondisi ginjal. Panduan umumnya merekomendasikan jumlah protein yang tepat untuk setiap usia anak. Pilih sumber protein sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, tahu, dan kacang-kacangan.
  4. Gula: Batasi konsumsi gula pada anak dengan menghindari minuman manis seperti jus buah dan minuman berenergi. Anak sebaiknya lebih banyak makan buah dan minum air serta susu.
  5. Lemak: Hindari makanan berlemak jenuh dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi. Gunakan minyak yang lebih sehat saat memasak dan pilih makanan kemasan yang rendah lemak.
  6. Kalium: Jika anak memiliki masalah ginjal, mungkin perlu membatasi asupan kalium. Kalium terdapat dalam banyak jenis buah dan sayuran, seperti pisang, jeruk, kentang, dan tomat. Berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi mengenai asupan kalium yang aman bagi anak.
  7. Kafein: Kafein dapat mempengaruhi tekanan darah dan metabolisme. Batasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman berenergi.

Kontrol rutin ke rumah sakit sangat penting bagi anak-anak yang menderita sindrom nefrotik. Kontrol rutin ini memiliki peran krusial dalam memastikan kesehatan anak tetap terjaga dan mencegah kemungkinan komplikasi yang lebih parah. Kontrol rutin penting untuk pemantauan kesehatan, penyesuaian jenis pengobatan, pencegahan komplikasi, edukasi dan konseling, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, dan perencanaan perawatan jangka panjang. 

Dengan memperhatikan hal-hal ini, orang tua dapat membantu mengurangi risiko kambuhnya sindrom nefrotik pada anak. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengubah pola makan atau pengobatan anak.

Yelly Herien

Dosen Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *