Stunting adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak mengalami hambatan akibat kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama masa pertumbuhan awal. Kondisi ini umumnya terjadi pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai dari kehamilan hingga usia dua tahun. Dampak dari stunting dapat dirasakan dalam jangka panjang, termasuk masalah dalam perkembangan kemampuan kognitif, sistem kekebalan tubuh yang rentan, dan risiko terhadap penyakit kronis di kemudian hari.
Lingkaran stunting merujuk pada hubungan kompleks antara faktor-faktor yang berkontribusi terhadap stunting. Faktor-faktor ini dapat berupa kurangnya akses terhadap makanan bergizi, sering terkena infeksi, sanitasi yang kurang baik, dan kurangnya pengetahuan tentang gizi yang tepat. Semua faktor ini dapat saling memengaruhi, menciptakan suatu siklus yang sulit dihentikan. Dalam lingkaran ini, kondisi stunting dapat berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya jika tidak ada tindakan yang tepat untuk mengatasi faktor-faktor yang terlibat. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting secara komprehensif guna memutus lingkaran ini dan meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup anak-anak di masa depan.
Dengan pemahaman yang mendalam mengenai konsep lingkaran stunting, maka langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap stunting haruslah melibatkan pendekatan komprehensif yang mengatasi berbagai faktor penyebabnya. Ini mencakup memastikan akses terhadap gizi yang seimbang, perawatan kesehatan yang memadai, sanitasi yang terjaga, serta edukasi tentang pentingnya pola makan yang tepat. Pendekatan ini menjunjung tinggi keholistikan dalam usaha menghentikan perputaran masalah stunting dan dalam menciptakan perubahan positif bagi kesehatan generasi mendatang. Faktum ini seharusnya dijadikan pemahaman mendasar oleh seluruh komponen masyarakat, termasuk di dalamnya para mahasiswa yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Mahasiswa dalam program KKN memiliki potensi yang tak terhingga dalam membantu mencegah stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam komunitas. Mereka bukan sekadar agen perubahan, melainkan juga katalisator dalam menggerakkan kesadaran serta tindakan konkret dalam mengatasi masalah ini. Melalui edukasi, partisipasi aktif dalam program kesehatan, dan pembangunan pola pikir yang berfokus pada gizi seimbang, mereka dapat memberikan sumbangan berharga dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak-anak dengan optimal. Mahasiswa KKN bukan hanya menjadi inspirasi bagi masyarakat, tetapi juga memiliki peran penting dalam membentuk masa depan yang lebih sehat dan berkualitas bagi generasi penerus.
Dalam menjalankan peran pentingnya dalam upaya pencegahan stunting, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Andalas mewujudkan kontribusi yang tak ternilai. Di tengah semangat untuk mereduksi angka kegagalan pertumbuhan anak, mahasiswa KKN tersebut secara konkret dan signifikan turut serta dalam mengatasi persoalan ini di Jorong Saruaso Timur, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Pada tanggal 28 Juli 2023, momentum ini telah menjadi tonggak penting dalam perjuangan menurunkan angka stunting.
Program penyuluhan mengenai pencegahan stunting ini merupakan buah kolaborasi antara Dosen Universitas Andalas yang tak lain adalah Dr. Ns. Meri Neherta., S.Kep., M.Biomed, bersama dengan 21 mahasiswa KKN yang berasal dari Universitas yang sama. Kegiatan ini bukan sekadar sekumpulan individu yang berkumpul, melainkan sebuah inisiatif pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan mengedukasi dan memberikan solusi nyata bagi masyarakat di Nagari Saruaso. Pada hari Jumat, tanggal 28 Juli 2023, para mahasiswa KKN bersama-sama dengan tenaga pendidik telah menggelar acara yang mampu memberikan pemahaman mendalam tentang pencegahan stunting.
Dengan pendekatan yang terencana dan solutif, penyuluhan ini bukan sekadar memberikan informasi, melainkan menginspirasi dan memungkinkan masyarakat untuk mengambil tindakan preventif secara sadar. Melalui penyampaian ilmu dan pengetahuan tentang pentingnya gizi seimbang, perawatan anak, serta langkah-langkah pencegahan stunting, mahasiswa KKN telah menjadi agen perubahan yang mendorong kesadaran kolektif. Tidak hanya menunjukkan keterlibatan dalam membawa dampak positif, tetapi juga menjadi contoh konkret tentang peran intelektual dalam mewujudkan perubahan sosial yang lebih baik.
Inisiatif kolaboratif ini juga memperlihatkan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi dalam lingkup akademis kampus, melainkan juga mampu merambah hingga ke lapisan masyarakat. Keterlibatan mahasiswa KKN dalam upaya pencegahan stunting ini bukan hanya merupakan bentuk implementasi nyata dari ilmu yang didapat di bangku kuliah, melainkan juga merupakan komitmen terhadap tanggung jawab sosial yang lebih luas. Keberadaan mereka di lapangan membuktikan bahwa perubahan yang diinginkan dapat terjadi, dan pada akhirnya, kejayaan dalam menurunkan angka stunting bukanlah mimpi yang jauh di ufuk, tetapi sebuah cita-cita yang nyata dan dapat dicapai melalui kerja keras, kolaborasi, dan edukasi.
Dalam suasana yang penuh semangat, kegiatan penyuluhan pencegahan stunting di Nagari Saruaso telah dirangkai dengan momen bersejarah. Diprakarsai oleh Wali Nagari Saruaso, acara ini menjadi panggung penting yang dikunjungi oleh berbagai pihak yang memiliki peran strategis dalam mewujudkan perubahan nyata. Para peserta yang turut hadir meliputi Wali Jorong Saruaso Timur, Kepala Puskesmas Tanjung Emas, serta Koordinator Lapangan Bina Keluarga Balita (BKB) Tanjung Emas. Selain itu, juga melibatkan partisipasi penuh dari warga masyarakat yang berkomitmen terhadap perubahan positif.
Penyuluhan yang diadakan ini memiliki fokus yang tajam, yakni pencegahan stunting. Dengan penuh kesadaran tentang urgensi tahapan awal pertumbuhan, penyuluhan ini secara langsung menyasar kepada ibu hamil, ibu yang tengah merawat bayinya, dan remaja di Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Sasaran yang ditujukan adalah para pahlawan masa depan, yang dalam genggaman mereka memegang tanggung jawab untuk generasi yang lebih kuat dan berdaya.
Pentingnya partisipasi dan peran berbagai pihak tercermin dalam kehadiran para pemangku kepentingan, sejalan dengan semangat kolektif untuk memerangi stunting. Pengetahuan yang diberikan dalam penyuluhan ini bukanlah sekadar informasi, melainkan juga pembuka pintu ke arah tindakan konkret. Dengan memberikan informasi tentang nutrisi yang tepat, perawatan bayi yang benar, serta praktik-praktik sehat bagi ibu hamil, acara ini memberikan alat yang kuat untuk merubah masa depan yang lebih cerah.
Kegiatan ini bukanlah sekadar peluang untuk bertukar informasi, melainkan wujud nyata dari komitmen bersama dalam mewujudkan perubahan yang lebih baik. Dengan hadirnya pihak-pihak penting dalam acara ini, dapat dilihat bahwa upaya pencegahan stunting bukanlah tugas yang harus diemban oleh individu semata. Sebaliknya, ini adalah kewajiban bersama untuk membentuk generasi yang tangguh dan sehat. Melalui penyuluhan yang dihadirkan langsung oleh para pihak yang memiliki pemahaman dan kepedulian, pesan-pesan penting ini berpeluang besar untuk diterima, dipahami, dan diimplementasikan oleh masyarakat.
Topik penyuluhan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:
- Stunting, tanda- tanda, penyebab dan pencegahnnya (Deany Putri Naila)
- Pencegahan Anemia pada Remaja dan Ibu Hamil (Muhammad Rafi Taufiqulhakim).
- Promosi Gizi Seimbang melalui isi piringku, untuk ibu hamil bayi, anak dan remaja (Muhammad Rafi Taufiqulhakim).
- Pentingnya pemberian ASI eksklusif (Fani Rahmi Aulia)
- Pencegahan diare (Fani Rahmi Aulia)
Kegiatan penyuluhan ini bukan hanya sekadar langkah awal, melainkan juga titik cerah yang berpotensi mengubah paradigma dan membangkitkan kesadaran baru. Dalam upaya untuk menghasilkan perubahan substansial, tujuan dari acara ini adalah memotivasi remaja dan ibu hamil untuk memiliki visi lebih luas tentang masa depan anak-anak mereka. Harapannya, mereka akan menjadi pelopor dalam mewujudkan generasi yang berkualitas, memiliki potensi yang tak terbatas, serta memberikan kontribusi signifikan bagi bangsa dan negara.
Dalam arah yang lebih luas, kegiatan ini bukan sekadar merupakan upaya individu, tetapi juga merangkul semangat kolaborasi dengan program-program pemerintah. Upaya untuk menurunkan angka stunting, terutama di wilayah Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, adalah komitmen yang berdimensi nasional. Dengan menggelorakan semangat ini melalui penyuluhan, diharapkan dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung program Pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia.
Wali Jorong Saruaso Timur juga ikut merangkai harapan dalam acara ini. Dengan hati yang tulus, beliau mengajukan aspirasi agar upaya dalam menekan angka stunting ini tidak hanya terbatas pada kata-kata, melainkan benar-benar terealisasi di lapangan. Dalam pandangannya, angka stunting yang masih hadir adalah tantangan bersama, yang memerlukan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Harapannya adalah agar setelah acara ini, angka stunting dapat ditekan dengan tindakan nyata, dan balita-bakhtera masa depan tak lagi harus menghadapi kondisi pencekungan pertumbuhan ini. Kesadaran dan tindakan di tingkat individu, seperti yang diinspirasikan oleh kegiatan penyuluhan ini, dapat menjadi titik awal perubahan besar dalam meraih impian kita bersama untuk generasi yang lebih sehat dan berkualitas.