Istilah mukbang berasal dari kata meoknun dan bangsong yang memiliki arti ‘makan’ dan ‘siaran’ (broadcast). Sederhananya, mukbang (Ind: mokbang) adalah tayangan seseorang yang sedang menyantap makanan dan biasanya disiarkan secara langsung melalui paltform media daring. Fenomena mokbang mulai muncul di Korea Selatan sekitar tahun 2010. Awalnya, mokbang muncul dari seseorang yang tidak punya teman untuk makan bersama. Karena makan sendirian, maka ia pun mencari teman makan secara daring. Di Indonesia mokbang mulai menjadi tren sekitar tahun 2018 dan semkain digemari hingga saat ini. Umumnya mokbang dilakukan dengan banyak model, misalnya makan dalam jumlah porsi yang sangat banyak, makan makanan super pedas, serta makan dalam waktu yang sangat cepat.
Di Indonesia kita mengenal seorang Youtuber yang memiliki konten mokbang paling tersohor. Dia adalah Tanboy Kun. Memiliki nama asli Bara Ilham Bakti Perkasa, Tanboy Kun adalah seorang Youtuber dengan jumlah pelanggan video (subscriber) mencapai 17,2 juta. Melalui konten makan besar dengan porsi tak wajar, makanan makanan super pedas, serta makan dalam waktu yang sangat cepat menjadi kekhasan yang melekat pada dirinya sebagai seorang naravlog kuliner (food vlogger). Bila dilihat dalam tayangan-tayangan video yang diunggah di kanal Youtube-nya, kita bisa melihat bagaimana seorang Tanboy Kun melahap makanan dengan porsi yang super besar dan super banyak tanpa merasakan efek apa pun.
Ukuran dan porsi makanan yang tidak wajar dalam tayangan-tayangan mokbangnya bisa dilihat ketika Tanboy kun mokbang mie instan goreng sebanyak 12 bungkus, sarapan pagi nasi Padang dengan porsi 5 bungkus, serta mokbang 40 bungkus es krim. Secara sederhana apa yang dilakukan oleh Tanboy Kun adalah diluar normal atau kewajaran seorang manusia umumnya. Bayangkan saja, mie instan goreng 12 bungkus itu harusnya bisa dinikmati oleh 12 orang normal, tapi oleh Tanboy Kun, justru dinikmati sendiri. Hal inilah yang menjadikannya ‘spesial’ dibanding naravlog kulier lainnya.
Meski makan dengan jumlah porsi yang cukup banyak, namun Tanboy kun sendiri tidak mengalami kegemukan atau obesitas. Berbeda halnya dengan Youtuber Nicocado Avocado, Youtuber kebangsaan Amerika Serikat ini memulai kariernya menjadi seorang Youtuber dengan mengusung konsep mokbang makanan vegeterian, namun kini justru mokbang makanan rendah gizi (junk food) dengan porsi yang tak wajar. Karena tidak terkontrol, alhasil bobot tubuh Nicocado naik drastis dan menembus 180 kg. Lantas apa rahasianya Tanboy Kun tidak mengalami obesitas padahal makan dengan jumlah porsi yang sangat banyak? Pada satu kesempatan saat diundang siniar (posdcast) oleh Deddy Corbuizer, Tanboy Kun menjelaskan mengapa badannya tidak mengalami obesitas meski makan dengan porsi yang sangat banyak. Ia menjelaskan bahwa pola hidup yang teratur menjadi salah satu kuncinya. Selain makan banyak sebagai suatu kebutuhan konten, Tanboy Kun juga mengimbanginya dengan pola hidup yang teratur dengan berolahraga secara rutin, kemudian mengatur jam tidur yang tidak pernah lewat dari jam 10.00 malam, dan bangun pada jam 04.00 pagi, kemudian salat dan berlari, dan itu dilakukan setiap hari olehnya.

Kenikmatan Imajiner
Hampir dipastikan bagi siapa saja yang melihat Tanboy Kun beraksi saat mokbang akan merasakan kenikmatan imajiner. Suapan yang besar terkadang membuat kita secara tidak sadar menelan ludah, seolah-olah kita membayangan berada pada posisinya, membayangkan bagaimana kenikmatan makan yang terlihat dalam tayangan visual mokbang ala Tanboy Kun. Kenikmatan tersebut seolah-oleh hadir di hadapan kita sambil membayangkan saat jari jemarinya mulai mencampur makanan-makanan lezat tersebut. Namun di waktu yang bersamaan, kadang kita berpikir bahwa apa yang dilakukan Tanboy Kun makan dengan porsi yang cukup besar pastinya tidak akan bisa kita lakukan, sebab secara hitungan normal lambung kita tidak bisa menampung 12 bungkus mie goreng atau 5 bungkus nasi padang dalam satu waktu. Hal yang sangat mustahil bisa kita lakukan sebagai manusia normal. Tapi, inilah Tanboy Kun.
Terlepas dari gaya makan dengan porsi besar adalah sebuah konten belaka. Namun tayangan mokbang belakangan ini justru banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Kita diajak berfantasi dan membayangkan kenikmatan makan ala Tanboy Kun. Namun sayang, kenyataan sesungguhnya tidaklah demikian. Meminjam istilah sosiolog Perancis, Jean Baudrillard, bahwa apa yang kita lihat dalam tayangan Tanboy Kun hanya sebatas hyperreality (realitas semu) yang menawarkan imajinasi dan fantasi.
Tentu apa yang dilakukan oleh Tanboy Kun adalah kerja kreatif dari salah satu anak bangsa. Persoalan apakah konten yang dibuat Tanboy Kun mendidik atau tidak, tinggal kembali kepada kita masing-masing. Sebab, dalam industri media, tidak ada baik dan benar, yang ada hanyalah akumulasi kapital.