Bongak

Naskah Kuno, Penyelamatan atau Pemusnahan?

Naskah kuno atau manuskrip merupakan peninggalan tradisi tulis-menulis yang pernah dilakukan di seluruh dunia, salah satunya adalah Indonesia. Naskah di Indonesia sangat beragam baik huruf yang digunakan maupun bahasa yang digunakan. Hal ini menunjukkan keragaman dan kekayaan suku, budaya, dan tradisi yang ada di Indonesia. Inilah sebuah kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.

Membahas tradisi yang dominan dilakukan di Indonesia, walaupun dominasi tradisi berkomunikasi di Indonesia adalah lisan, tradisi tulisan pun patut untuk menjadi sebuah perhatian karena naskah kuno menyimpan berbagai informasi masa lampau yang dapat diambil kebermanfaatannya masa kini. Informasi tersebut sangat diperlukan mengingat bahwa naskah kuno semakin bertambahnya waktu akan semakin rusak yang diakibatkan oleh banyak hal, seperti keadaan suhu penyimpanan berupa kelembaban, suhu ekstrem panas atau dingin, dan paparan sinar matahari langsung; serangan binatang atau serangga, misalnya rayap, kutu buku, atau hewan pengerat seperti tikus dapat merusak naskah dengan mengunyah atau menggerogoti kertas. Mereka juga dapat meninggalkan jejak dan bekas gigitan pada naskah.

Penyebab lainnya terkait dengan penyimpanan yang buruk. Hal ini karena naskah disimpan dan beredar di masyarakat melalui turun-temurun atau warisan. Namun, pada kenyataannya, naskah di masyarakat tidak disimpan dengan baik karena masyarakat tidak mengetahui kandungan yang penting sebuah naskah sebagai sebuah warisan budaya. Selain itu, karena penyimpanannya yang tidak baik, hal tersebut pun akan berdampak pada penanganannya yang tidak baik dan benar pula. Penanganan yang kasar atau tidak tepat saat membuka, menutup, atau memindahkan naskah juga dapat menyebabkan kerusakan. Menekuk atau melipat halaman dengan kekerasan, menggunakan tangan yang kotor atau berminyak, atau menumpuk naskah dengan tidak benar-benar dapat merusaknya secara fisik.

Selain itu, adanya bencana alam atau kecelakaan yang tidak dapat diprediksi sehingga kadang kala membuat naskah sangat rusak atau bahkan hancur. Contoh kasus yang dapat mewakili hal ini adalah hujan yang mengakibatkan tinta naskah luntur, bahkan naskahnya pun hancur lebur. Begitu pula jika adanya kebakaran yang membuat naskah rusak Sebagian atau seluruhnya hingga musnah. Penyebab lainnya adalah umur kertas atau bahan naskah yang tidak selamanya awet atau akan mengalami penuaan. Hal ini mengingat bahwa tidak ada bahan atau alas naskah yang akan bertahan sepanjang masa. Dalam hal ini, perlu dipahami dan dibedakan dengan alas naskah yang memiliki kualitas baik sehingga memungkinkan memperpanjang usia naskah.

penyebab kerusakan naskah tersebut akan bertambah semakin bertambahnya waktu. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia dihadapkan dengan pilihan apakah kita akan menyelamatkan naskah tersebut atau memusnahkan naskah tersebut? Nyatanya di lapangan, khususnya di masyarakat yang awam terkait pernaskahan, pilihan kedua adalah hal yang dominan dilakukan. Naskah dianggap tidak memiliki nilai nominal yang dapat diperjual-belikan seperti barang berharga lainnya. Namun, bagi akademisi, praktisi, mahasiswa, atau pihak-pihak yang mengetahui posisi pentingnya naskah akan melakukan penyelamatan terhadap naskah-naskah atau manuskrip kuno tersebut.

Penyelamatan naskah dilakukan berdasarkan dengan kondisi kerusakan yang dialami oleh naskah. Namun, secara umum, penyelamatan naskah kuno dari tahap awal dapat dilihat melalui adanya identifikasi naskah melalui kajian kodikologis atau aspek fisik naskah. Lalu, adanya evaluasi terkait dengan kondisi dan solusi perbaikan lanjutan yang dapat ditempuh untuk naskah tersebut. Pada tahap selanjutnya, adanya isolasi dan stabilisasi melalui pengaturan suhu lingkungan dan kelembaban yang stabil.

Hal lainnya yang dapat dilakukan pada tahap ini berupa penyimpanan dan penanganan yang sesuai dengan kaidah yang baik dan benar. Misalnya, pilih tempat penyimpanan yang memadai. Kebanyakan masyarakat awam masih menyimpan naskah di tempat yang tidak sesuai dengan tempatnya, misalnya masyarakat Sunda yang menyimpan di celah antara plafon atau lemari yang tidak diatur terkait dengan suhu dan kelembapannya. Lebih jauh, sebagian masyarakat pun membungkus naskah tersebut dengan kain putih karena dianggap sakral.  Namun, pada kenyataannya, hal tersebut semakin merusak naskah. Penyimpanan naskah yang semestinya adalah menciptakan lingkungan yang sesuai dengan menjaga suhu, kelembaban, kebersihan, dan perlindungan keamanan yang tepat.

Selain itu, pemilik atau pengurus naskah pun harus memastikan ruangan penyimpanan tetap bersih dengan menghindari debu, serangga, atau binatang pengerat. Bersihkan ruangan secara berkala dan gunakan perangkap serangga yang tidak berbahaya bagi naskah. Hindari memberikan makanan atau minuman di dekat area penyimpanan naskah.

Jalan penyelamatan lainnya adalah penyimpanan naskah yang harus diperhatikan. Seperti yang sebelumnya dijelaskan bahwa penutup atau pembungkus naskah dibutuhkan untuk melindungi naskah kuno dari debu, kotoran, serangga, dan kerusakan fisik. Pemilik naskah harus menghindari penggunaan bahan kemasan yang tidak asam, seperti kertas yang bebas asam, kotak kertas, atau amplop asam bebas. Hindari penggunaan bahan plastik atau adhesif yang dapat merusak naskah.

Pengamanan dan perlindungan pun harus dilakukan, terutama pada instansi atau lembaga atau skriptorium besar karena naskah yang bernilai tinggi pun menjadi salah satu hal yang dapat diperjualbelikan di luar negeri. Ini pun telah diterapkan di Perpustakan Nasional, Salemba Jakarta Pusat. Hal ini memberikan keamanan bagi naskah-naskah yang ada di sana. Penyelamatan lainnya yang dapat dilakukan adalah dokumentasi dan digitalisasi untuk memperpanjang kandungan isi naskah yang penuh dengan manfaat. Jika memungkinkan, perpanjangan dari penyelamatan naskah lainya adalah tahap katalogisasi, transkripsi, transliterasi, dan pemaknaan naskah sehingga naskah dan kandungan isinya bertahan hingga generasi mendapat.

Roma Kyo Kae Saniro

Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *