Tapi, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak: Nina Arsad menjelaskan bahwa sutradara mengalami kecelakaan di jalan tol. Dia menyetir dalam keadaan mabuk. Mobilnya ditabrak truk pasir hingga pentok. Sutradara langsung dilarikan ke rumah sakit. Lalu, yang paling menyedihkan Agus Tromol adalah FTV yang akan dibintanginya itu diundur jadwal shooting-nya hingga waktu yang tak dapat ditentukan. Bahkan, ada kemungkinan FTV tersebut batal diproduksi. Pengorbanan rambut panjang sia-sia sudah! Ada campuran rasa sedih dan marah dalam hati Agus Tromol. Jika tahu akan begini, tentu dia tak akan mau memangkas rambutnya.”

Jimmy Anggara, Setelah 69 Tahun Menunggu Godot (Cerpen Kompas, 2023)

Kutipan tersebut menggambarkan alur cerita pada cerpen yang dimuat di koran Kompas (14 Mei 2023), yang berjudul, Setelah 69 Tahun Menunggu Godot. Cerpen ini berkisah tentang keputusasaan seseorang tokoh yang bernama Agus Tromol, yang sangat berharap dapat bermain di FTV (Film Televisi) yang ditawarkan kepadanya. Tokoh Agus Tromol digambarkan sebagai seorang lulusan sekolah teater dan bercita-cita ingin menjadi aktor terkenal di Indonesia. Namun, selama 10 tahun berkarier, Agus hanya menjadi pemain figuran, ia hanya muncul selama beberapa detik dalam adegan di film yang ia mainkan.

Dengan adanya tawaran bermain di FTV, Agus diminta berperan antagonis sebagai seorang bos pabrik peniti. Agus pun senang bukan kepalang, sebab ini peran utama. Namun, ada satu syarat yang harus dlipenuhi Agus agar dapat memerankan bos pabrik peniti, yakni Agus harus memotong rambutnya yang panjang. Padahal Agus telah merawat rambutnya sejak lama. Tapi apa daya, Agus mesti memotong rambutnya, karena peran ini sungguh begitu ditunggu oleh Agus sejak lama. Agus pun akhirnya memotong rambutnya.

Namun sayang, sutradara FTV yang menawari peran tersebut mengalami kecelakaan mobil saat berkendara dalam kondisi mabuk. Karena musibah ini, shooting FTV yang ditawari kepada Agus pun mundur, bahkan terancam batal.

Tokoh Agus merupakan metafora dari ‘Menunggu Godot’. ‘Menunggu Godot’ merujuk pada naskah teater yang berjudul Menunggu Godot (Waiting for Godot), karya penulis Irlandia, Samuel Beckett. Drama ini pertama kali dipentaskan pada tahun 1953. Dalam ceritanya, dua tokoh utama, Estragon dan Vladimir, menunggu kehadiran seorang karakter bernama Godot yang justru tidak pernah datang.

‘Menunggu Godot’ adalah simbol bagi ketidakpastian, kekosongan, dan rasa putus asa yang mungkin kita hadapi dalam hidup. Drama ini sering diinterpretasikan sebagai representasi manusia yang terjebak dalam kehidupan yang tidak memiliki makna yang jelas, di mana kita cenderung menunggu sesuatu yang mungkin tidak pernah datang atau bahkan tidak pernah ada. Sebuah metafora tentang perasaan menunggu yang tidak berujung atau kejadian yang ditunggu-tunggu namun tidak kunjung terjadi.

Dalam Setelah 69 Tahun Menunggu Godot, Jimmy Anggara menempatkan kata setelah mendahului menunggu Godot. Kata ini dapat dimaknai sebagai penantian yang panjang yang akhirnya masih melahirkan ketidakpastian, kekosongan, dan rasa putus asa, sebagaimana yang dialami oleh tokoh Agus yang mengorbankan rambutnya dipotong.

Rasa ketidakpastian tergambar jelas dalam cerpen Jimmy ini, yang ditandai ucapan narator yang menggunakan sudut pandang orang ketiga. Narator jenis ini dapat dipercaya karena memiliki kendali atas cerita dan serba mengetahui segala hal dalam cerita.

Lalu, yang paling menyedihkan Agus Tromol adalah FTV yang akan dibintanginya itu diundur jadwal shooting-nya hingga waktu yang tak dapat ditentukan. Bahkan, ada kemungkinan FTV tersebut batal diproduksi.”

Di sini, narator berusaha mengungkapkan peristiwa yang dialami oleh tokoh Agus dengan penekanan diksi diundur dan batal diproduksi. Kedua diksi tersebut dapat dimaknai sebagai sebuah ketidakpastian bagi tokoh Agus.

Selain itu, keputusasaan ‘Menunggu Godot’ lainnya direpresentasikan juga melalui tokoh Agus. Melalui kutipan, “Pengorbanan rambut panjang sia-sia sudah! Ada campuran rasa sedih dan marah dalam hati Agus Tromol. Jika tahu akan begini, tentu dia tak akan mau memangkas rambutnya.” Memotong rambut adalah keputusan besar dan tindakan yang luas biasa berani bagi Agus, sebab rambut begitu berharga bagi Agus. “Rambut panjangnya adalah salah satu dari sedikit kebanggaan yang ada pada dirinya.” Walaupun adanya diksi sedikit yang digunakan oleh penulis, tetap saja diksi lainnya, kebanggaan, yang digunakan cerpen tersebut menguatkan bahwa rambut merupakan kebanggaan bagi Agus.

Keputusasaan adalah fenomena manusiawi yang kompleks sebab dipengaruhi banyak faktor. Tokoh Agus Tromol adalah tokoh yang merepresentasikan manusia pada umumnya yang putus asa. Agus telah menunggu lama peran antagonis utama dalam FTV, setelah sebelumnya hanya menjadi pemeran pengganti selama 10 tahun. Atas penantian panjang tersebut, pengharapan Agus pun menjadi sangat besar. Namun semua itu diruntuhkan sutradara FTV yang mengalami kecelakaan karena ulahnya sendiri, berkendara sambil mabuk. Ketika seseorang mengalami kegagalan berulang kali dalam mencapai tujuan yang penting baginya, ini dapat menimbulkan perasaan putus asa. Rasa frustrasi dan kehilangan harapan dapat mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap diri sendiri dan masa depannya.

Cerpen Setelah 69 Tahun Menunggu Godot dikisahkan Jimmy Anggara dengan sangat ringan. Meski ringan dalam penyampaian, cerpen ini begitu kuat dalam memaknai metafora ‘Menunggu Godot’, tentang ketidakpastian dan keputusasaan seorang manusia yang digambarkan melalui tokoh Agus.

Roma Kyo Kae Saniro

Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *