Tradisi atau sebuah kebiasaan merupakan sebuah bentuk perbuatan yang selalu dilakukan dengan cara yang sama secara berulang-ulang. Jika suatu tradisi maupun kebiasaan dilakukan secara terus menerus, maka kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah budaya yang akan selalu dilakukan ketika mendapati suatu momen yang dianggap harus dilakukan seperti biasanya. Apabila momen tersebut tidak dilakukan, maka segala tindakan tersebut bertentangan dengan kebiasaan yang sudah terbiasa dilakukan dan dianggap tidak melaksanakan tradisi maupun kebiasaan yang sudah terbiasa dilakukan.

Tradisi maupun kebiasaan yang paling sering dilihat pada masyarakat maupun sebuah kelompok, komunitas, maupun keluarga sebagai bentuk rasa syukur karena sudah diberikan nikmat yang lebih ialah dengan menggelar tasyakuran ataupun syukuran. Syukuran sendiri merupakan sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh setiap seseorang dalam mensyukuri setiap kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya, seperti halnya baru kenaikan pangkat, melepas masa lajang, baru dapat SK dan lain sebagainya.

Syukuran yang sudah lumrah dilakukan oleh kebanyakan orang dapat berupa tahlilan maupun sekedar makan-makan untuk menikmati sebuah kebersamaan dengan orang-orang terdekat. Yang paling sederhana ialah dengan menggelar acara makan-makan. Makan-makan tersebut merupakan cara yang paling yang biasa dilakukan oleh setiap orang. Baik muda maupun tua ketika mendapatkan kenikmatan lebih akan mengajak rekan-rekannya untuk makan-makan, baik di rumah makan, restaurant, maupun acara sederhana di rumah. Akan tetapi, kebiasaan tersebut justru berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kelompok C.9. kebiasaan yang dilakukan ketika mendapati anggota komunitasya yang sedang merayakan kebahagaiaan ialah dengan melakukan Kerangisme.

Kerangisme di sini bukan bentuk suatu sistem kepercayaan sosial terhadap suatu kelompok, melainkan sebuah kebiasaan ketika seseorang mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan proses kerja keras untuk menunjukan rasa syukurnya dengan menggelar syukuran. Tradisi maupun suatu kebiasaan syukuran tersebut merupakan sebuah tradisi yang harus tetap dilestarikan. Ketika suatu kebiasaan dilakukan secara terus-menerus maka akan membentuk sebuah budaya dan bahkan menjadi identitas suatu individu maupun kelompok. Kerang merupakan hewan moluska yang hidup di dalam air. Kerang sendiri ada yang berasal dari air tawar dan ada juga yang berasal air laut. Biasanya banyak orang mengkonsumsi kerang yang berasal dari laut. Semua jenis kerang memiliki cangkang yang dapat membuka dan menutup. Kerang tidak memiliki kepala akan tetapi memiliki organ lainnya seperti mulut, anus dan lain-lain serta dapat bergerak bergerak dengan mengandalkan cangkangnya.

Kerang memiliki manfaat bagi manusia terutama dalam memproduksi sel telur maupun sperma. Maka dari itu biasanya banyak kaum muda-mudi yang suka mengkonsumsi kerang untuk meningkatkan sel telur maupun sperma, terutama bagi pasangan suami istri yang sah. Akan tetapi banyak juga kaum muda-mudi yang gemar mengkonsumsi kerang karena rasanya enak dan kenyal serta harganya yang terbilang terjangkau bagi semua kalangan.

Nilai dan makna filosofis yang tekandung dalam sebuah kerang ini ibarat sebuah rokok, yang dapat mempersatukan maupun mendekatkan seseorang untuk menjalin silaturahim, maupun mendekatkan seseorang yang sebelumnya belum saling mengenal satu sama lain. Karena dalam agama, silaturahim merupakan sebuah cara yang dipercaya dapat memperpanjang umur seseorang. Selain itu, kerang juga dapat mendekatkan sebuah keluarga untuk saling bercanda dan saling bertatap muka satu dengan yang lainnya bahkan terdapat sebuah candaan yang justru akan mempererat pertemanan dalam suatu komunitas. Selain itu, pada saat seseorang akan memakan kerang, biasanya hal yang paling utama dilakukan ialah dengan membuka cangkangnya agar dapat diambil dagingnya. Dari sinilah dapat dilihat bahwasanya sebelum dapat memakan hasilnya, seseorang harus berjuang terlebih dahulu. Oleh karena itu, tradisi maupun kebiasaan tersebut menggambarkan sebuah kerja keras. Seperti kata pepatah “ hasil tidak akan menghianati proses”, maknanya ialah jika dalam melakukan sesuatu harus dengan serius atau berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang diinginkan. Setelah mendapatkan hasil yang diinginkan tersebutlah akan sangat baik jika membagikan kebahagiaan tersebut dengan mengadakan syukuran (Kerangisme).

Saddam Ali Nasihudin

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *